Sabtu, 23 Oktober 2010


Materi             : Tradisi Sejarah Masyarakat Indonesia Setelah Mengenal Tulisan.
Sumber          : 
I. Sejarah SMA kelas X penerbit Quadra pengarang Drs. Sudirman, A.M, M. Pd.                                                                                                                                                                                           II. Sejarah SMA kelas X penerbit Yudhistira pengarang Prof. Dr. M. Habib Mustopo


            Cara yang paling menonjol dimasa awak aksara adalah munculnya tulisan-tulisan yang menggambarkan sejarah masyarakat Indonesia diberbagai daerah. Masuknya Islam dikemudian hari akan semakin memperkaya tulisan sejarah di Indonesia, demikian pula kedatangan bangsa-bangsa asing di Indonesia.
            Tradisi tulisan akan terus berlanjut dan mengalami kemajuan pada zaman pengaruh Islam dan masa kemerdekaan. Tradisi lisan telah berkembangan menjadi tradisi tulisan. Penulisan sejarah pada masa aksara telah berkembang sejak berdirinya kerajaan-kerajaan Hindu-Budha di Indonesia. Pada masa itulah penulisan sejarah masih sangat terbatas disebabkan hanya sebagian kecil masyarakat Indonesia yang mengenal aksara.

Berikut adalah beberapa karakteristik penulisan sejarah pada masa Hindu-Budha :
1.      Ditulis dengan batu-batu yang disebut dengan prasasti
2.      Naskah-naskah kun yang bisa ditemukan adalah naskah-naskah kerajaan-kerajaan terakhir
3.      Mengisahkan perjalanan raja-raja sehingga disebut istana sentrys
4.      Perkembangan pada masa Hindu-Budha mengahsilkan kitab

 Perkembangan penulisan sejarah juga diikuti dengan perkembangan bahan yang digunakan media penulisan. Warisan budaya pra-aksara seperti daun lontar, daunt al, bamboo, dluwang, kayu dan kertas yang sebagai salah satu pengaruh perkembangan Islam di Indonesia. Pada masa kemerdekaan penulisansejarah semakin maju. Pemerintah Indonseia pun secara khusus meperhatikan tentang penulisan sejarah hingga muncul Balai Kajian Sejarah dan Nilai-Nilai Tradisional. Pada masa kini, penulisan sejarah tidak didominasi oleh satu lapisan, kelompok atau golongan.



Salah satu fungsi sejarah adalah utuk memberikan identitas kepada masyarakatnya. Sebuah masyarakat dengan kebudayaan, nilai-nilai, norma-nrma, tradisi dan adat istiadat yang sama, pasti memiliki  jejak-jejak sejarahnya dimasa lampau. Oleh karena itu suatu kisah sejarah yang dapat menjelaskan keberadaan suatu kolektif dianggap perlu baik pada masyarakat sebelum maupun sesudah mengenal tulisan.

1.      Masa Pra-aksara
Karya-karya dalam tradisi lisan biasanaya dikenal sebagai bagian dari FOLKLOR. Pengungkapan tradisi lisan sering kali dilakukan secara luas dalam bentuk pepatah. Contohnya Epos Tentang Hang Tuah eorang tokoh pahlawan melayu yang merupakan tokoh sejarah. Karena dijalin oleh beberapa tambahan dan penafsiran yang subyektif. Tradisi lisan dalam bentuk mitos, legenda atau dongeng yang melukiskan kondisi fakta mental (mentifact) dari nasyarakat pendukungnya.
Jejak sejarah dalam FOLKLOR merupakan pengindonesian dari bahasa Inggris folklore. Kata tersebut merupakan kata majemuk yang berasal dari dua kata dasar yaitu folk dan lore. Kata lore merupakan tradisi dari folk, yaitu sebagai kebudayaan yang diwariskan secara lisan atau melalui pengingat.

FOLKLOR memiliki cirri sebagai berikut :
1.      Penyebaran dan pewarisannya
2.      Bersifat tradisional
3.      Berkembang dalam versi yang berbeda-beda
4.      Bersifat anonim
5.      Mempunyai bentuk berpola
6.      Mempunyai manfaat
7.      Bersifat pralogis
8.      Menjadi milik bersama
9.      Bersifat lugu atau polos


Tidak ada komentar:

Posting Komentar